Selamat Datang..., enjoy us.. Semoga bermanfaat,Jangan lupa komen yah,Thanks

5 Juli 2011

Si Kecil Cabe Rawit, Nujood

Akhir tahun 2010 lalu gw udah jatuh cinta sama novel otobiografi ini tapi saya kocek gak cukup. Eh... ke gramed lagi lusanya namun ditempat yang berbeda ternyata gak di semua gramed buku ini dijial. Gw bela-belain ke gramed yang dulu lagi dikesempatan lain di awl  Tahun 2011 dan ternyata bukunya sudah habis terjual, tapi akhir nya gw nemuin lagi buku ini dengan cetakan yang baru... senangnya hati..

Ngomong-ngomong novel otobiografi yang gw ingin beli itu berjudul SAYA NUJOOD, USIA 10 DAN JANDA dengan judul asli I AM NUJOOD, 10 AND DIVORCED. Buku ini sangat luar biasa, memiliki pesan yang sangat kuat pesan untuk semua kaum wanita di dunia bahwa “come on girls... speak up!!!!” , mensiratkan untuk mengajarkan pada semua wanita untuk berani berkata dan mencapai kebahagiannya. Berikut gw kasih ringkasan dari novel otobiografi SAYA NUJOOD, USIA 10 DAN JANDA yang bisa  menjadi salah satu novel inspirasi hidup, dan masa depan. Semoga semua wanita bisa berani bersikap seperti beliau, yang diannugrahi janda termuda di dunia dan Woman Of The Year (2008) By Glamour.

Hidup di pedalam Provinsi Yaman di semenanjung Arab tepatnya di desa terpencil bernama Khardji, disana kaum wanita tidak tidak diajarkan membuat pilihan. Di sana prialah yang memutuskan. Di negeri yang luar biasa dan bergejolak inilah, yidak sampai sepuluh tahun yang lalu, seorang gadis cilik bernama Nujood dilahirkan.

Nujood yang kecil kurus ini bukanlah ratu atau putri raja. Dia gadis kebanyakan yang memiliki orang tua dan banyak sudara. Seperti anak-anak seusianya, dia sennag bermain petak umpet, boneka dan  menggemari coklat dan permen rasa kelapa. Memiliki khayalan dan angan-angan serta cita-cita, ingin menjadi penyu laut yang bebas berenang di laut (karena dia belum pernah melihat laut), berkhayal ingin mengenakan gaun putih nan cantik dan iindah dihari pernikahannya kelak dan manjadi putri sehari dihari yang sangat bahagia itu. Ketika dia tersenyum, sebuah lesung pipit mungil muncul di pipi kirinya. Sayangnya dia tak pernah merasakan bangku sekolah karena di desanya hannyalah para kaum lelaki yang berhak akan pendidikan, maka kedua kakak lelakinya harus berjalan selama dua jam untuk menempuh pendidikan di desa sebelah. Keluarga ini hidup bahagia dengan makan dari hasil bebrapa hewan ternak yang mereka hasilkan.

Namun, semua  kebahagiaan itu seolah runtuh ketika keluarganya harus keluar dengan paksa dari desa dengan beribu kenangan itu-Khardji. Semua mulai kehilangan arah dan nahkoda, kakak laki-laki kedua yang sangat Nujood kagumi menghilang entah kemana, Ayahnya yang belum mendapatkan pekerjaan yang layak, Ibunya yang mulai sakit-sakitan, dan kemudian kakak iparnya yang hilang bersamaan dengan kakak perempuannya tanpa jejak dan kabar. Namun keadaan itu lebih diperparah, ketika pada suatu malam yang dingin dan muram di bulan Febuari 2008, senyum indah gadis cilik itu sekonyong-konyong berubaah menjadi derai air mata dan derita tatkala ayahnya berkata bahwa Nujood akan dinikahkan dengan seorang pria yang  tiga kali lipat lebih tua darinya. Pernikahan yang tak pernah dia dambakan dan bayangkan apalagi diusianya yang masih sangat muda.

Meskipun sebuah perjanjaian yang kabur telah disepakati namun tetap saja, lelaki yang seolah monster itu melanggarnya. Semua penderitaan dia tanggung sendiri tanpa ada tempat untuk berbagi. Namun luar biasanya gadis cilik ini mampu berdiri sendiri manerima derita itu, saat tiap malam dia masti harus menggigil takut harus melayani suami, menerima pukulan keras di tubuhnya, saat siang dia harus mengerjakan semua pekerjaan rumah yang dibebankan mertuanya kepadanya.

Namun dia sadar, jika bukan dirinya maka siapalagi yang akan menolongnya. Maka dengan keberanian yang dia kumpulkan dan dengan bermodalkan uang beberapa rial dia pun pergi dari rumahnua menuju pengadilan. Pengadilan? Seperti apa tempat itu, bagaimana keadaan disana? Siapa saja yang ada disana? Adakah orang baik yang akan menolongnya? Dengan bingung, tak berdaya, Nujood pun sampai di tempat yang bernama Pengadilan. Tak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya kecuali “Permisi, Tuan, saya ingin bertemu dengan hakim.”

Dengan melalui proses yang panjang dan berliku, serta dengan hujatan orang-orang yang menganggap bahwa Nujood telah mencoreng adat dan tradisi lama Khardji. Namun dengan keberaniannya itu mampu menarik perhatian publik dan memberikan dukungan yang diluar dugaan. Semua media dari berbagai penjuru dunia membicarakannya, bahkan Amerika. Hingga akhirnya kebebasan masa remajanya pun dia dapatkan lagi bahkan tumpukan kado sebagai ucapan selamatpun dia peroleh.

Sebuah kisah penginspirasi, salah satu novel terbaik yang pernah gue baca dan benar-benar menginspirasi sekali. Satu yang gue petik dari kisahnya, bahwa wanita jangan hanya diam, dan jangan pernah mau hanya menerima saja perlakuan kaum laki-laki.

Semoga resensi novel biografi ini bisa menjadi alternatif buat kalian yang ingin membeli novel. Selamat membaca :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar